sabtu,10 January 2015
Kelompok 8, 2pa07
Seks Dalam Internet
- Multimedia-software: game erotis, video porno.
Selain tentunya penyebab adiksi/kecanduan seperti pada umumnya, cybersex ini dapat menjerat para pelakunya menjadi kecanduan karena:
1. Aksesibilitas
Saat ini fasilitas internet telah dapat diakses dengan sangat mudah. Dalam arti dapat dikonsumsi secara publik dari berbagai golongan sosial tanpa memandang usia, pekerjaan, jenis kelamin, dll.
2. Isolasi
3. Anonim
4. Terjangkau
Saat ini, fasilitas cybersex sangat terjangkau, dan internet juga cukup murah. Fasilitaschatting gratis, begitupula materi-materi porno yang terkandung dalam berbagai situs porno juga banyak yang dapat dilihat tanpa biaya hingga dapat di-download dengan cepat. Tentu saja dibandingkan dengan jasa prostitusi yang berbayar dan berisiko tertular penyakit.
5. Fantasi
Berikut tanda-tanda seseorang yang telah kecanduan seks via internet, seperti dilansir dari onlymyhealth, antara lain:
1. Menghabiskan waktu berjam-jam untuk melihat hal-hal yang berbau porno di internet, seperti video atau foto-foto porno.
2. Orang kecanduan seks via internet selalu melibatkan diri dalam obrolan seks online. Hal ini merupakan cara untuk menikmati fantasi seksual sehingga melupakan aktivitas lainnya karena terlaru larut obrolannya.
3. Akan berperilaku menjengkelkan jika tidak dapat mengakses internet. Bagi orang yang sudah kecanduan seks via internet tidak akan bersikap normal jika tidak menyalurkan keinginan seksualnya dengan berselancar di dunia maya.
4. Orang yang telah kecanduan seks via internet akan merasa berkurangnya keintiman seksual dan kesenangan dalam kehidupan nyata. Orang tersebut akan membandingkan kehidupan nyata dengan kehidupan seks virtual yang membuatnya lebih puas.
5. Selalu berfantasi tentang seks.
6. Bersikap defensif ketika orang lain memberitahu bahwa dirinya telah menghabiskan waktu berjam-jam di internet. Orang yang telah kecanduan seks via internet selalu takut tertangkap basah oleh orang lain ketika sedang menyalurkan hasrat seksualnya dan membuatnya bersikap skeptis.
7. Selalu merasa bersalah tetapi tidak dapat mengendalikan keinginannya untuk berselancar di dunia maya.
8. Rela menghabiskan banyak uang untuk mengakses situs-situs porno yang berbayar.
Survei dalam penelitian ini didasari pada penelitian dan wawancara sebelumnya yang dilakukan pada kaum muda di Inggris. Salah satu hasil investigasi menunjukkan bahwa 99 persen kaum muda terpapar gambar dengan muatan pornografi. Kebanyakan dari mereka juga “tersandung” pada muatan pornogradi secara tidak sengaja, bukan karena mencarinya.
Laporan ini berisi informasi tentang jenis gangguan aktivitas seksual pada kaum muda yang sering melihat muatan pornografi secara online. Ternyata saat ini kaum muda lebih bebas dan santai dalam melakukan seks. Khusus untuk anak laki-laki, mereka kini mulai membangun pandangan yang tidak realistis tentang tubuh wanita.
Laporan ini juga menambahkan bagaimana pornografi mendorong sikap negatif terhadap hubungan dan mendorong “perilaku berisiko”, termasuk seks dengan banyak pasangan atau menggunakan alkohol dan obat-obatan saat melakukan hubungan seks.
Kaum muda juga cenderung menjadi lebih bersikap permisif terhadap seks, lebih banyak melakukan seks bebas, melakukan seks di usia yang sangat muda, serta percaya bahwa wanita merupakan objek seks dengan pria menjadi pihak yang dominan dan wanita sebagai pihak yang harus tunduk.
Makanya para penulis laporan penelitian ini menegaskan pendidikan seks yang dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah harus lebh relevan dengan kehidupan kaum muda termasuk juga soal pornografi. Jangan lupakan juga pendidikan mengenai hubungan dengan pasangan.
http://rinrinrini.wordpress.com/2013/12/29/fenomena-fenomena-berkaitan-dengan-psikologi-dan-internet-14/
http://intisari-online.com/read/inilah-efek-buruk-pornografi-online
10513451
|
Ahmad
priajirianto
|
ahmad priajirianto |
14513442
|
Intan
permata
|
intan permata |
17513703
|
Ricky
ilhamsyah
|
|
14513592
|
Izzah
|
izzah abidati rahman |
14513446
|
Intan
sarah
|
Seks Dalam Internet
Cybersex, saat ini telah menjadi sebuah
fenomena seksual yang bertumbuh cukup pesat, terutama di kota-kota besar
dimana internet semakin mudah diakses. Apalagi ditambah pula semakin
menjamurnya situs porno, fasilitas chatting yang
menawarkan webcam dan internet phone.
Bila sudah menjadi kecanduan, cybersex ini
menjadi kombinasi adiksi, yaitu adiksi seks dan adiksi internet, dimana
seseorang secara berulang menggunakan fasilitas internet guna pemuasan
hasrat seksualnya. Secara harfiah, cybersex dapat diartikan
sebagai pemuasan hasrat seksual menggunakan fasilitas internet. Bahkan,
fenomena ini telah merambah dunia bisnis, tentunya untuk meraup
keuntungan dari berbagai jasa yang ditawarkan.
Secara garis besar terdapat 3 kategori cybersex:
– Online porn: gambar porno, dan cerita-cerita erotis
- Real time interaction: chatting dimana topik yang dibicarakan adalah seks, “berhubungan seksual” lewat dunia maya, webcam sex.- Multimedia-software: game erotis, video porno.
Selain tentunya penyebab adiksi/kecanduan seperti pada umumnya, cybersex ini dapat menjerat para pelakunya menjadi kecanduan karena:
1. Aksesibilitas
Saat ini fasilitas internet telah dapat diakses dengan sangat mudah. Dalam arti dapat dikonsumsi secara publik dari berbagai golongan sosial tanpa memandang usia, pekerjaan, jenis kelamin, dll.
2. Isolasi
Cybersex menawarkan kesempatan
seseorang untuk terpisah dari orang lain, dan lebih jauh lagi untuk
terperosok lebih jauh lagi dalam hal fantasi seksualnya tanpa takut
tertular penyakit, kehamilan tak diinginkan, dll.
Kondisi para pelaku cybersex yang anonim ini membuatnya lebih kecanduan menggunakan internet sebagai fasilitas pemuas hasrat seksual. Cybersex menawarkan anonimitas, dimana pelakunya tidak perlu takut dikenali masyarakat bila mengunjungi prostitusi, mengunjungisex shop, striptease club, dll. Dan identitas di dunia maya pun dapat dikaburkan.
Saat ini, fasilitas cybersex sangat terjangkau, dan internet juga cukup murah. Fasilitaschatting gratis, begitupula materi-materi porno yang terkandung dalam berbagai situs porno juga banyak yang dapat dilihat tanpa biaya hingga dapat di-download dengan cepat. Tentu saja dibandingkan dengan jasa prostitusi yang berbayar dan berisiko tertular penyakit.
5. Fantasi
Cybersex juga menawarkan bagi
pelakunya untuk berfantasi secara bebas dimana mungkin fantasinya itu
bertentangan dengan norma masyarakat. Termasuk didalamnya adalah
menentukan kriteria fisik lawan jenis yang diinginkan, skenario chat sex yang akan dinikmati, dll.
1. Menghabiskan waktu berjam-jam untuk melihat hal-hal yang berbau porno di internet, seperti video atau foto-foto porno.
2. Orang kecanduan seks via internet selalu melibatkan diri dalam obrolan seks online. Hal ini merupakan cara untuk menikmati fantasi seksual sehingga melupakan aktivitas lainnya karena terlaru larut obrolannya.
3. Akan berperilaku menjengkelkan jika tidak dapat mengakses internet. Bagi orang yang sudah kecanduan seks via internet tidak akan bersikap normal jika tidak menyalurkan keinginan seksualnya dengan berselancar di dunia maya.
4. Orang yang telah kecanduan seks via internet akan merasa berkurangnya keintiman seksual dan kesenangan dalam kehidupan nyata. Orang tersebut akan membandingkan kehidupan nyata dengan kehidupan seks virtual yang membuatnya lebih puas.
5. Selalu berfantasi tentang seks.
6. Bersikap defensif ketika orang lain memberitahu bahwa dirinya telah menghabiskan waktu berjam-jam di internet. Orang yang telah kecanduan seks via internet selalu takut tertangkap basah oleh orang lain ketika sedang menyalurkan hasrat seksualnya dan membuatnya bersikap skeptis.
7. Selalu merasa bersalah tetapi tidak dapat mengendalikan keinginannya untuk berselancar di dunia maya.
8. Rela menghabiskan banyak uang untuk mengakses situs-situs porno yang berbayar.
Survei dalam penelitian ini didasari pada penelitian dan wawancara sebelumnya yang dilakukan pada kaum muda di Inggris. Salah satu hasil investigasi menunjukkan bahwa 99 persen kaum muda terpapar gambar dengan muatan pornografi. Kebanyakan dari mereka juga “tersandung” pada muatan pornogradi secara tidak sengaja, bukan karena mencarinya.
Laporan ini berisi informasi tentang jenis gangguan aktivitas seksual pada kaum muda yang sering melihat muatan pornografi secara online. Ternyata saat ini kaum muda lebih bebas dan santai dalam melakukan seks. Khusus untuk anak laki-laki, mereka kini mulai membangun pandangan yang tidak realistis tentang tubuh wanita.
Laporan ini juga menambahkan bagaimana pornografi mendorong sikap negatif terhadap hubungan dan mendorong “perilaku berisiko”, termasuk seks dengan banyak pasangan atau menggunakan alkohol dan obat-obatan saat melakukan hubungan seks.
Kaum muda juga cenderung menjadi lebih bersikap permisif terhadap seks, lebih banyak melakukan seks bebas, melakukan seks di usia yang sangat muda, serta percaya bahwa wanita merupakan objek seks dengan pria menjadi pihak yang dominan dan wanita sebagai pihak yang harus tunduk.
Makanya para penulis laporan penelitian ini menegaskan pendidikan seks yang dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah harus lebh relevan dengan kehidupan kaum muda termasuk juga soal pornografi. Jangan lupakan juga pendidikan mengenai hubungan dengan pasangan.
http://rinrinrini.wordpress.com/2013/12/29/fenomena-fenomena-berkaitan-dengan-psikologi-dan-internet-14/
http://intisari-online.com/read/inilah-efek-buruk-pornografi-online