Rumah
Kaca
Rumah Kaca adalah
sebuah rumah yang terbentuk oleh kaca yang diperuntungkan untuk pertumbuhan Tanaman
ataupun buah-buahan terutama saat musim dingin. Proses yang terjadi dari rumah
kaca untuk tanaman itu sendiri yaitu Panel-panel
kacanya membiarkan sinar matahari masuk tetapi menjaga energi panas yang
disebabkannya hilang ke udara. Sebagai contoh, bayangkan saja bila anda masuk
ke dalam mobil yang parkir dibawah sinar matahari, kursi/jok mobil terasa panas
kan? Nah, begitu pula tanaman yang berada didalam rumah kaca, panas yang
ditahan menyebabkan tanaman dapat bertahan di musim dingin.
Manfaat
Rumah kaca
ini ternyata memiliki berbagai manfaat untuk kita antara lain:
-
Digunakan
sebagai tempat yang dapat digunakan untuk menanam tanaman , berbagai jenis
sayuran dan buah-buahan yang terlindung dari berbagai macam cuaca.
-
Digunakan
sebagai pelindung tanaman dari hujan dan pemeliharaan irigasi.
-
Digunakan
sebagai alat yang dapat membuat bumi kita tetap hangat.
-
Digunakan
sebagai pelindung agar tanaman tidak mudah terserang Hama tanaman.
Namun
Rumah Kaca itu sendiri ternyata memiliki dampak yang lain juga untuk Bumi kita
berikut adalah beberapa penjelasannya:
“Efek rumah kaca” sering mendapat reputasi buruk
karena hubungannya dengan pemanasan global, tetapi kenyataannya adalah kita
tidak bisa hidup tanpa itu
Kehidupan di bumi tergantung pada energi dari
matahari. Sekitar 30 persen dari sinar matahari yang balok menuju Bumi
dibelokkan oleh suasana luar dan tersebar kembali ke ruang angkasa. Sisanya
mencapai permukaan planet dan tercermin ke atas lagi sebagai jenis yang
bergerak lamban energi yang disebut radiasi inframerah. Panas yang disebabkan
oleh radiasi inframerah diserap oleh “gas rumah kaca” seperti uap air, karbon
dioksida, ozon dan metana, yang memperlambat lolos dari atmosfir. Meskipun gas
rumah kaca membuat hanya sekitar 1 persen dari atmosfer bumi, mereka mengatur
iklim kita dengan menjebak panas dan memegangnya di semacam selimut yang
hangat-udara yang mengelilingi planet ini. Fenomena ini adalah apa yang para
ilmuwan sebut “efek rumah kaca.” Gas penyerap panas yang paling penting di
atmosfer adalah H2O dan CO2. Seperti kaca dalam rumah kaca, H2O dan CO2 tidak
dapat menyerap seluruh radiasi infra merah sehingga sebagian radiasi tersebut
dipantulkan kembali ke bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu di permukaan
bumi meningkat atau yang disebut dengan pemanasan global (global warning).
Penyebab
Matahari
merupakan segala sumber energi yang terdapat di bumi. Sebagian besar energi
matahari, berbentuk radiasi gelombang pendek (cahaya tampak). Energi matahari berubah menjadi panas ketika
sampai di bumi, bumi akan menyerapnya dan sebagian lagi dipantulkan. Panas ini berwujud radiasi inframerah gelombang
panjang ke luar angkasa. Sebagian panas
terperangkap di atmosfer bumi akibat uap air, CO2 dan metana yang
menumpuk dan menjadikan perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas tersebut menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut
akan tersimpan di permukaan bumi.
Peristiwa tersebut terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu
rata-rata tahunan bumi terus naik.
Efek rumah
kaca ini dibutuhkan bagi makhluk hidup, karena tanpa panasnya maka planet bumi
akan menjadi sangat dingin. Es akan
menutupi permukaan bumi karena suhu bumi hanya 180C apabila gas-gas
tersebut telah berlebihan di atmosfer maka akan mengakibatkan pemanasan global.
Sektor
peternakan merupakan penyumbang terbesar dari efek rumah kaca terhadap
pemanasan global yaitu sekitar 18% dibanding 13% yang dihasilkan transportasi
di dunia. Peternakan yang merupakan
penyumbang emisi gas rumah kaca, diantaranya yaitu :
1) Emisi karbon dari pembuatan pakan ternak
2) Emisi karbon dari sistem pencernaan hewan
3) Emisi karbon dari pengolahan dan pengangkutan daging
hewan ternak ke konsumen.
Selain
peternakan, penghasil efek rumah kaca yaitu transportasi, industri, pertanian,
hunian bangunan, sampah dan alih fungsi lahan (pembabatan hutan).
Beberapa
Akibat yang Ditimbulkan
Iklim di
Bumi Menjadi Tidak Stabil
Akibat
meningkatnya suhu permukaan bumi maka sebagian gunung-gunung es di daerah kutub
telah mencair dan mengakibatkan kenaikan air laut.Temperatur pada saat musim
kemarau maupun musim dingin akan terasa sangat meningkat dan terjadi perbedaan suhu
yang signifikan , bahkan sekarang di daerah perkotaan kita sudah dapat
merasakan panasnya suhu meskipun sedang musim hujan. Selain itu, kondisi ini
juga akan berdampak pada molekul air yang akan semakin cepat mengalami
penguapan dari permukaan tanah dan bukan tidak mungkin cuaca pun akan semakin
ekstrim sehingga akan lebih sering terjadi badai, puting beliung maupun banjir.
Peningkatan
Permukaan Air Laut
Mencairnya
gunung-gunung es yang berada di kutub belakangan ini berdampak pada meningginya
permukaan air laut antara 10 – 25 cm selama abad 20 dan diprediksi akan terjadi
peningkatan air laut hingga 8 – 99 cm pada abad 21. Hal ini dapat memicu
terjadinya erosi pada tebing pesisir pantai, semakin sering terjadi banjir, dan
dapat mengancam kepunahan ekosistem di laut maupun di darat bahkan bisa menenggelamkan
beberapa pulau diberbagai belahan dunia.
Kebakaran hutan besar-besaran
Bukan hanya
di Indonesia, sejumlah hutan di Amerika Serikat juga terbakar ludes. Kebakaran hutan meluluhlantahkan lebih banyak
area dalam tempo yang lebih lama juga.
Ilmuwan mengaitkan kebakaran yang merajalela ini dengan temperatur yang
kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat.
Musim semi datang lebih awal sehingga salju meleleh lebih awal
juga. Area hutan lebih kering dari biasanya
dan lebih mudah terbakar.
Penjelasan Mengapa saat Mendung Hawa
terasa Panas
Pada saat
mendung dan awan terlihat hitam terkadang sering kali kita merasakan panas atau
kegerahan , ternyata hal ini ada penjelasannya Ketika awan terlihat hitam
(mendung), terjadi proses perubahan uap air (gas) berubah menjadi air (cair).
Pada proses ini dilepaskan sejumlah panas (kalor) ke udara. Awan yang berwarna
hitam gelap (mendung) biasanya tidak terlalu tinggi dibandingkan awan yang
putih, sehingga semakin dekat jaraknya ke permukaan bumi, efek panas yang dilepaskan
semakin terasa. Kondisi ini akan lebih panas jika sebelumnya matahari bersinar
terik, sehingga panas yang kita rasakan adalah akumulasi dari pelepasan energi
dari perubahan fase uap air menjadi air dan energi panas sisa yang dipancarkan
bumi.
0 komentar:
Posting Komentar